Pada 1 Februari 2025, Google Finance secara keliru menampilkan nilai tukar Rp 8.170,65 per dolar AS  untuk rupiah Indonesia, yang menyebabkan kebingungan luas di kalangan analis keuangan, pedagang, dan masyarakat umum. Nilai tukar pasar yang sebenarnya, sebagaimana dilaporkan oleh Bank Indonesia , berada di sekitar Rp 16.312 per dolar AS , menjadikan perbedaan ini terlalu signifikan untuk diabaikan. Insiden ini tidak hanya menimbulkan kekhawatiran tentang keandalan data keuangan online, tetapi juga menyoroti peran penting teknologi Big Data  dalam sistem informasi keuangan.  Tantangan Big Data dalam Agregasi Data Keuangan  1. Kegagalan Pengambilan Data dan Pipeline  Google Finance, seperti platform keuangan lainnya, mengumpulkan data nilai tukar dari berbagai sumber, termasuk bank sentral, institusi keuangan, dan penyedia data pihak ketiga. Kegagalan dalam pipeline pengambilan data  dapat menyebabkan data yang usang atau salah ditampilkan. Kerangka kerja Big Data  seperti Apache K...